PROFIL BHAKTI NURUL IMAN (RUMAH SINGGAH TJILIWOENG)

Staff Ahli Kemensos Makmur Sunusi dan Pimpinan RSG Jtiliwong 

Lembaga Tempat Bernaung         :  Yayasan Bhakti Nurul Iman

Tahun berdiri                                 :  9 Agustus 1999

Unit Pelaksana Kegiatan               :  Rumah Singgah Tjiliwoeng

Tahun berdiri                                 :  5 Mei 2001

Alamat Lembaga                           :  Jl. Manggarai Utara II No. 17 RT. 009 RW. 001 Kel. Manggarai Kec. Tebet, Kota Adm. Jakarta Selatan

Telp./Fax: (021) 83705120

E-mail : rsg_tjiliweong@yahoo.co.id

Pimpinan Lembaga                       :   Yaya Wahyudin, S.sos

Wilayah Jangkauan                      :   Manggarai, Tanah Rendah, Gg. Bunga, Pisangan, Klender, Mampang Prapatan, Blok M.

Jumlah Anak Binaan                    :   231 Orang anak Jalanan

                                                            51 orang anak Yatim

Jumlah Pelaksana Kegiatan         :   4 (Empat) Orang

Sakti Peksos(Kemensos)                :   2 Orang

TKSA Lembaga                              :   15 Orang

Legalitas Lembaga                         :  Akte Notaris, Domisili, Ijin Operasional Dinas Bintal dan Kesos Prop. DKI Jakarta.

LATAR BELAKANG                                                      

Rumah Singgah/Rumah Terbuka (Open House) adalah suatu tempat yang dipersiapkan sebagai perantara untuk anak-anak jalanan dengan pihak-pihak yangakan membantu mereka, Rumah Singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Rumah Singgah adalah merupakan tahap awal seorang anak untuk memperoleh pelayanan terhadap kebutuhan dasarnya, oleh karenanya penting menciptakan Rumah Singgah sebagai tempat yang aman, nyaman, menarik dan menyenangkan bagi anak-anak, khususnya anak-anak jalanan.

Rumah Singgah Tjiliwoeng adalah sebagai tempat pelayanan dan pembinaan yang terbuka bagi anak-anak jalanan yang dipersiapkan sebagai perantara antara anak-anak dengan sumber-sumber yang akan membantu mereka.

Rumah Singgah Tjiliwoeng berdiri tepatnya pada tanggal 9 Agustus 1999, pendirian tersebut berangkat dari rasa keprihatinan karena semakin meningkatnya perkembangan permasalahan sosial terutama terkait dengan permasalahan sosial anak-anak jalanan yang cenderung mengalami peningkatan baik dari kuantitas maupun aktivitasnya. Selain itu Rumah Singgah Tjiliwoeng sehubungan dengan adanya program yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Departemen Sosial melalui kegiatan Pembinaan dan Rehabilitasi Sosial Anak Jalanan, yang bertujuan untuk membantu dan mengentaskan permasalahan sosial yang dialami oleh anak-anak jalanan karena tidak mampu menjalankan peranan dan fungsinya di dalam memenuhi berbagai kebutuhan terutama kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan akan pangan dan kebutuhan akan ketrampilan, dalam upaya untuk mencapai tujuannya tersebut Rumah Singgah Tjiliwoeng mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :

VISI

Anak Jalanan dapat tercukupi kebutuhan dasar dan mampu untuk tumbuh dan kembang serta mampu mengembangkan bakat dan potensi dirinya secara wajar dan normal.

MISI

1)            Menjadikan Anak Jalanan yang kreatif dan produktif

2)            Mengembalikan anak jalanan kepada keluarga atau keluarga penggati

3)            Melakukan pemberdayaan terhadap anak jalanan serta orang tua anak jalanan dalam meningkatkan kemampuan serta menyediakan sumber-sumber dan akses pelayanan.

Adapun Tujuan dari Rumah Singgah Tjiliwoeng adalah :

a) Menyelamatkan dan melindungi serta menjamin hak-hak anak akan kelangsungan hidupnya.

b)   Membentuk kembali sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

c) Mengupatakan penyatuan kembali anak-anak jalanan kepada keluarga serta merujuk anak-anak jalanan apabila situasi dan kondisi pengembalian kepada keluarga tidak memungkinkan.

d)  Memberikan berbagai alternatif pelayanan dan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar anak dan menyiapkan masa depananya, sehingga anak jalanan dapat menjadi warga masyarakat yang kreatif dan produktif.

Tugas dan Fungsi Rumah Singgah bagi Anak Jalanan

a. Sebagai tempat pertemuan, antara pekerja sosial dengan anak-anak jalanan

b.Pusat Assesment dan Rujukan

c. Rumah Singgah dapat menjadi fasilitator dengan lembaga-lembaga lain

d.Perlindungan

e. Pusat informasi

Program Kegiatan

a)      Bantuan pendidikan kepada anak-anak jalanan melalui program beasiswa

b)            Bantuan permakanan

c)      Penyediaan berbagai kegiatan ketrampilan

d)            Program kegiatan usaha ekonomi produktif (UEP)

e)      Pembentukan Kelompok-Kelompok Usaha Bersama

f)       Bimbingan Mental dan Spiritual.

Lembaga Mitra Rumah Singgah Tjiliwoeng

a)   Instanti Pemerintah (Dinas Sosial, Kementerian Sosial /Depsos, Dinas Pendidikan, Kementerian Kesehatan,  Olahraga, Perpustakaan Umum Daerah)

Hambatan – Hambatan

Dalam upaya melakukan pembinaan terhadap anak-anak jalanan kendala yang dihadapi adalah sulitnya mencari sistem sumber untuk dapat membantu anak-anak jalanan baik dalam memperoleh kebutuhan dasar maupun penyelesaian akhir setelah anak-anak jalanan tersebut mendapatkan bekal ketrampilan. Selama ini peranan dunia swasta dalam upaya membantu anak-anak jalanan dirasakan masih kurang, disebabkan image yang belum sepenuhnya mempercayai terhadap berbagai kemampuan diri dari anak jalanan.

Sedangkan hambatan yang dialami oleh Rumah Singgah dalam upaya meminimalisir keberadaan anak-anak jalanan adalah motivasi dan keinginan anak jalanan untuk berubah masih jauh dari yang diharapkan, faktor tersebut disebabkan oleh masih minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia di Rumah Singgah yang benar-benar mempunyai kemampuan untuk melakukan berbagai hal dalam upaya pengentasan terhadap anak-anak jalanan.

Dalam upaya melakukan pembinaan di Rumah Singgah, yang tidak kalah menariknya adalah sering terjadinya benturan-benturan dilapangan sehubungan dengan adanya Perda No.11, yang melarang anak-anak jalanan untuk melakukan aktifitas di jalanan, upaya untuk meminimalisir keberadaan anak-anak jalanan Pemerintah sering bertindak represif dengan cara melakukan penjemputan secara paksa yang dilakukan oleh Polisi Pamong Praja.