Nama
Lembaga : RUMAH SINGGAH BINA ANAK PERTIWI
Pimpinan RSG : Ahmad Zayyadi
Alamat
: Jl. Bacang
No. 46 Jati Padang Pasar Minggu Jakarta
Selatan Telp.
(021) 7818711- Hp. 081310806567
Email: binaanakpertiwi@gmail.com
Tahun
Berdiri : 8
N0vember 1998
Akte
Notaris : Dr. H. Amrul Partomuan Pohan, SH, LLM
Ijin Operasional : 10.31.74.04.1002-029
NPWP : 01.911.531.0-017.000
No. Rek.
Bank :
(0005318188) BNI 46
(a.n YAYASAN BINA ANAK PERTIWI)
(a.n YAYASAN BINA ANAK PERTIWI)
Jenis
Pelayanan : Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A, B, & C
·
Pendidikan Layanan Khusus Untuk Anak Jalanan
·
Pendidikan Layanan Khusus Anak Daerah Terpencil
·
Program Beasiswa dengan Sistem Orang Tua Asuh
·
Pmbinaan Keagamaan dan Mental Spiritual
·
Pendidikan Keterampilan (Life Skill)
·
Pertanian (Budi Daya Belimbing Manis)
· Pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
. Pembinaan Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
·
Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
·
Konsultansi dan Pendampingan Anak Jalanan
. Pendampingan Intensif (Expert)
SEJARAH SINGKAT
Empat belas tahun yang
lalu, tepatnya awal mula terjadinya krisis politik serta kebangkrutan ekonomi,
ada sekelompok aktivis mahasiswa yang tergabung dalam sebuah kelompok kajian
sosial akademis yang cukup intens bernama Forum Studi Dialektika (FOSTUDIA), merasa
gelisah dan sekaligus prihatin dengan nasib bangsanya sendiri, terutama
fenomena meningkatnya jumlah anak-anak putus sekolah dan anak
jalanan/terlantar. Mereka sudah bosan dengan berbagai aksi demonstrasi yang
selalu mengusung jargon “reformasi’ yang dinilainya kurang lagi menyuarakan
kepentingan lapisan masyarakat bawah.
Forum tersebut
beranggotakan mahasiswa-mahasiswa lintas perguruan tinggi yang terdiri dari
mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta, Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK) Darul Qalam, dan Bina Sarana
Informatika (BSI). Forum ini sepakat untuk menampilkan sebuah “reformasi gaya
baru” yang bersentuhan dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat secara langsung.
Karena itu kemudian dirumuskan sebuah agenda aksi sosial dengan
mempertimbangkan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang sekiranya dapat
dilakukan. Maka, kelompok masyarakat anak jalanan menjadi prioritas utama,
mengingat kelompok masyarakat ini tergolong rawan sosial dan masalahnya kompleks
sekali.
Namun kegiatan
kurang berjalan mulus karena ada kekurang-sepahaman antara kelompok mahasiswa
yang mengusung idealisme dengan pihak Rumah Singgah yang berujung pada
hengkangnya kelompok mahasiswa dari kegiatan tersebut. Akhirnya kegiatan
belajar mengajar menjadi bubar.
Sekelompok mahasiswa
tersebut tidak patah arang dan ingin tetap berbagi dengan sesama. Tepatnya awal
bulan Juni 1998, pasca reformasi bergulir, dengan tekad yang bulat dan
dibarengi oleh kejenuhan berdemonstrasi mereka kembali turun gelanggang
melakukan aksi sosial di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang kemudian
berubah nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Anak Jalanan (P3A).
Nama ini lebih spesifik dan mencerminkan sebuah wadah pembinaan terhadap anak
jalanan.
Assessment dan Pendampingan di Lampu Merah |
Pada awalnya kegiatan
ini hanyalah kegiatan kemahasiswaan biasa. Namun dalam perjalanananya, kegiatan
tersebut mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan baik
mpemerintah maupun masyarakat. Dari pihak pemerintah, dukungan datang secara
langsung dari Dirjen Dikluspora Depdiknas RI, waktu itu, Bapak Prof. Dr.
Sudijarto. Bahkan Dharma Wanita Dikluspora dan Depdiknas RI adalah salah satu
donatur kegiatan tersebut. Kemudian kegiatan pembelajaran tersebut diresmikan
langsung oleh Ibu Soerono (Kasi Dikmenti DKI Jakarta) pada bulan Juni 1998
bertempat di Masjid Al-Awwabin Polsek Pasar Minggu.
Dari kelompok masyarakat, kegiatan tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok pengajian serta perorangan, bahkan ada dari kalangan pengusaha. Seperti Pengajian Jenggala Cipete Selatan, Yayasan RAHMA (yang menyediakan nasi murah/cepek), Pengajian Keluarga Sakinah, Pengajian Rosida, Pengajian Pondok Labu, dll.
|
Mengingat kegiatan
sosial tersebut haruslah berkesinambungan dan mesti ada
pertanggungjawaban secara yuridis, muncul desakan dari kalangan masyarakat agar
wadahnya berbadan hukum. Karena itu kelompok mahasiswa tersebut mulai berpikir
keras serta melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh nasional untuk mendukung
kelangsungan serta keberhasilan proses belajar mengajar tersebut.
Maka, muncullah
beberapa nama tokoh nasional seperti Hj. Anniswati M. Kamaluddin (Ketua
Presidium Majlis Nasional KAHMI), Prof. Dr. Marwah Daud Ibrahim (anggota DPR RI),
Prof. DR. Ir. H. Fachrudin (Mantan Rektor Universitas Hasanuddin Ujung Pandang yang
juga anggota DPR RI), H. Houtman Z. Arifin (seorang Bankir dan Mantan Vice
President Citibank), Hj. Yufimar Ali, SH (keluarga pengusaha dan anggota Dewan
Pakar ICMI ORWIL DKI Jakarta), Ir. H. Dedi Sjahrir Panigoro (Pengusaha). Di samping mereka terlibat sebagai anggota badan
pendiri, sekaligus juga sebagai dewan pembina lembaga, yang kemudian
dibakukan dengan akte notaris No. 2, tanggal 3 November 1998 dengan
nama YAYASAN BINA ANAK PERTIWI, sebagai payung lembaga dari Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, Pusat Pembinaan Anak dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.
Program PKSA bantuan tabungan untuk anak jalanan |
Rumah
Singgah Bina Anak Pertiwi, sebagai Pusat Pembinaan Anak dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dalam menjalankan aktifitasnya selalu bersama-sama
masyarakat dimana kegiatan tersebut dilangsungkan. Adanya pengakuan masyarakat
serta rasa memiliki yang sangat tinggi terhadap lembaga merupakan modal
utama keberhasilan kelangsungan program. Menciptakan rasa saling ketergantungan
antara masyarakat dengan lembaga, demikian juga sebaliknya adalah merupakan
suatu hal yang niscaya.
Untuk
itu, diperlukan sinergisitas antara kepentingan lembaga dengan kebutuhan
masyarakat. Pihak lembaga harus mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan, potensi
yang dimiliki serta menginvintarisasi berbagai aspirasi yang berkembang di
masyarakat. Dengan demikian, apa yang diprogramkan oleh lembaga adalah
merupakan cerminan dari suatu kebutuhan murni serta harapan segmen-segmen
masyarakat tertentu yang akan diberdayakannya.
Untuk
itulah, Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, dengan motto, ”bersama untuk
bangsa”, telah melaksanakan berbagai program riil di masyarakat,
seperti, Bimbingan Agama dan Etika Bermasyarakat, Pendidikan dan Pelatihan
Keterampilan Kerja, Pengembangan Seni Budaya (Minat dan Bakat), Pelayanan
Kesehatan dan Kesejahteraan, Pengembangan Usaha Mandiri serta Penempatan Kerja.
VISI
Meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraan sosial masyarakat fakir miskin, terutama anak yatim, anak jalanan/terlantar/anak daerah terpencil, serta anak
kurang mampu menjadi anak bangsa yang konstruktif dan bermartabat sejalan
dengan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih
berkualitas.
MISI
- Menumbuhkan rasa
percaya diri yang tinggi.
- Menciptakan
peluang kerja baru dengan mengembangkan pelatihan kerja.
- Menggali serta
memberdayakan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia yang mandiri
dan produktif.
- Mengembangkan peran serta masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk turut serta mengentaskan dan memberdayakan fakir miskin, terutama anak yatim, anak jalanan /terlantar/anak daerah terpencil, dan anak kurang mampu lainnya.
TUJUAN PROGRAM
- Mengembangkan
sikap mental positif.
- Membangun
Akhlak al-Karimah
- Menggali serta memberdayakan potensi yang dimiliki warga
binaan.
- Memberikan gambaran akan kepastian masa depan dengan berbekal berbagai keterampilan kerja dan pengembangan usaha mandiri, serta penempatan kerja.
PROGRAM KEGITAN
Bimbingan Agama dan Etika Bermasyarakat, Program ini dalam rangka membangun sikap mental positif, dan menumbuhkan kembali semangat keberagamaan anak asuh anak binaan. Bentuk Kegiatan:
Bimbingan ibadah praktis (Wudhu’, Shalat, Puasa, dll.)
Mengaji Alqur’an,
Pengajian tentang budi pekerti (akhlak).
Fiqih (pengajian tentang tata cara bersuci, najis, halal haram, dll.)
Penyuluhan tata cara hidup bermasyarakat
Mengaji Alqur’an,
Pengajian tentang budi pekerti (akhlak).
Fiqih (pengajian tentang tata cara bersuci, najis, halal haram, dll.)
Penyuluhan tata cara hidup bermasyarakat
Pesantren Ramadhan (Gema Ramadhan)
Acara Gema Ramadhan BAP 2007 |
Pesantren Ramadhan, waktu yang sangat singkat untuk bisa merubah sikap mental anak secara keseluruhan. Tapi paling tidak dengan adanya Pesantren Kilat Ramadhan dapat mengurangi aktifitas anak di jalanan. Dan sebagai proses pengalihan kegiatan anak ke arah aktifitas positif sesuai dengan tujuan program BAP yaitu memperkuat iman dan taqwa anak Indonesia. Keterlibatan Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi sebagai peserta penyelenggaraan program PKSA adalah bentuk kesungguhan dalam merealisasikan meningkatn kualitas anak-anak menuju kehidupan yang lebih produktif dan positif. Salah satu bentuk upaya kegaiatannya adalah seperti Pesantren Kilat dan kegiatan positif lainnya.
2. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan.
(1) Pendidikan, kegiatan ini diadakan dalam rangka mengembalikan anak didik ke dalam suasana belajar kembali.
Bentuk Kegiatan:
• Pendidikan Persekolahan, merupakan layanan pendidikan bagi anak daerah terpencil, penyelenggaraannya berupa:
a. SD Kecil
b. SMP/MTs Kecil atau Terbuka
c. SMA/MA Kecil atau Terbuka
d. Pendidikan Jarak Jauh
• Menyekolahkan anak kembali ke sekolah umum. Ini diperuntukkan bagi anak yang sudah mengalami perubahan sikap mental, serta memiliki motivasi dan minat belajar yang besar, serta masih memungkinkan diterima di sekolah umum.
(2) Keterampilan Kerja dan Kursus: Jenis keterampilan yang diberikan adalah keterampilan kerja praktis dan tidak memerlukan legalitas formal akademis serta mudah dilakukan. Dan jenis keterampilan tersebut berorientasi kerja atau terbukanya lapangan kerja baru.
Bentuk kegiatan:
Pelatihan:
- Magang kerja (di perkebunan Sukabumi)
- Pelatihan manajemen usaha
- Pelatihan Manajemen produksi
- Pelatihan manajemen quality control
- Pelatihan manajemen pemasaran dan distribusi
- Kelompok usaha produktif.
Kursus-kursus:
- Kursus Setir mobil (dapat SIM)
- Kursus komputer
- Kursus montir motor
- kursus menjahit
- Kursus tata boga
- Kursus Sablon
- Kursus Produksi Sandal dan sepatu
- dll.
Pengembangan Minat dan Bakat (seni Budaya). Kegiatan ini difokuskan untuk menggali minat dan bakat seni yang ada dalam diri anak didik. Seperti berikut ini:
Sanggar tari, kegiatan sanggar tari difokuskan untuk anak-anak perempuan yang perlu dan mau menyalurkan bakatnya dibidang olah fisik dengan kegiatan menari.
• Teater
• Musikalisasi puisi
4. Kesejahteraan dan Pelayanan Kesehatan. Program ini ditekankan untuk meningkatkan kesejahteraan serta pelayanan kesehatan Warga Binaan dan masyarakat luas.
Bentuk Kegitan:
• Penyuluhan kesehatan (Reproduksi, TBC, HIV, Kesehatan Masyarakat)
• Pemberian makan bergizi
• Pemeriksaan dan Pengobatan kesehatan berkala
• Pelayanan kesehatan serta pembiayan kesehatan (Sertifikat Sehat Dinkes DKI)
• Pelayanan kesehatan anak dan keluarga anak jalanan
• Bantuan kesehatan untuk keluarga miskin (dhuafa)
5. Pengembangan Usaha Mandiri:
Program ini dimaksudkan untuk membuka
lapangan kerja baru.
Bentuk Kegitan:
• Home industry sandal sepatu dan hotel
• Budi daya belimbing manis
• Bengkel (servis) motor
• Warung kelontong
• Koperasi
• Jenis-jenis kerajinan tangan anak asuh
1. Aksi Sosial/kemanusiaan. Kegiatan ini adalah spontanitas dalam rangka meringankan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musiba.
Bentuk kegiatan:
• Pemberian nasi bungkus selama musibah berlangsung
• Penyaluran pakaian layak pakai
• Penyaluran sembako
• Penyaluran peralatan masak (dapur)
• Penyaluran pakaian seragam sekolah
Dokumentasi Video Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi
Dokumentasi Video Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar