Jumat, 09 November 2012

PROFIL RUMAH SINGGAH BINA ANAK PERTIWI


Nama Lembaga         : RUMAH SINGGAH BINA ANAK PERTIWI
Pimpinan RSG           : Ahmad Zayyadi
Alamat                        : Jl. Bacang No. 46 Jati Padang Pasar Minggu Jakarta
  Selatan Telp. (021) 7818711- Hp. 081310806567
  Email: binaanakpertiwi@gmail.com
Tahun Berdiri             : 8 N0vember 1998
Akte Notaris               : Dr. H. Amrul Partomuan Pohan, SH, LLM
Ijin Operasional          : 10.31.74.04.1002-029
NPWP                          : 01.911.531.0-017.000
No. Rek. Bank             : (0005318188) BNI 46 
                                        (a.n YAYASAN BINA ANAK PERTIWI)

Jenis Pelayanan         :      Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A, B, & C
·      Pendidikan Layanan Khusus Untuk Anak Jalanan
·      Pendidikan Layanan Khusus Anak Daerah Terpencil
·      Program Beasiswa dengan Sistem Orang Tua Asuh
·      Pmbinaan Keagamaan dan Mental Spiritual
·      Pendidikan Keterampilan (Life Skill)
·      Pertanian (Budi Daya Belimbing Manis)
·      Pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
.      Pembinaan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) 
·      Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
·      Konsultansi dan Pendampingan Anak Jalanan
.      Pendampingan Intensif (Expert)

SEJARAH SINGKAT 
Empat belas tahun yang lalu, tepatnya awal mula terjadinya krisis politik serta kebangkrutan ekonomi, ada sekelompok aktivis mahasiswa yang tergabung dalam sebuah kelompok kajian sosial akademis yang cukup intens bernama Forum Studi Dialektika (FOSTUDIA), merasa gelisah dan sekaligus prihatin dengan nasib bangsanya sendiri, terutama fenomena meningkatnya jumlah anak-anak putus sekolah dan anak jalanan/terlantar. Mereka sudah bosan dengan berbagai aksi demonstrasi yang selalu mengusung jargon “reformasi’ yang dinilainya kurang lagi menyuarakan kepentingan lapisan masyarakat bawah.

Forum tersebut beranggotakan mahasiswa-mahasiswa lintas perguruan tinggi yang terdiri dari mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK) Darul Qalam, dan Bina Sarana Informatika (BSI). Forum ini sepakat untuk menampilkan sebuah “reformasi gaya baru” yang bersentuhan dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat secara langsung. Karena itu kemudian dirumuskan sebuah agenda aksi sosial dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang sekiranya dapat dilakukan. Maka, kelompok masyarakat anak jalanan menjadi prioritas utama, mengingat kelompok masyarakat ini tergolong rawan sosial dan masalahnya kompleks sekali.

Aksi sosial yang dilakukan adalah berupa kepedulian terhadap nasib pendidikan, kesehatan, kesejahteraan anak jalanan/terlantar yang kemudian diujudkan dalam bentuk pendidikan luar sekolah paket A setara SD, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan pembelajaran tersebut awalnya dilaksanakan di Masjid Pasar Kebayoran Lama, tepatnya bulan Juni 1997, dengan warga belajar umumnya anak jalanan dan anak pemulung berjumlah 73 anak. Saat itu proses kegiatan pembelajaran bernaung dibawah sebuah Rumah Singgah sosial.

Namun  kegiatan kurang berjalan mulus karena ada kekurang-sepahaman antara kelompok mahasiswa yang mengusung idealisme dengan pihak Rumah Singgah yang berujung pada hengkangnya kelompok mahasiswa dari kegiatan tersebut. Akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi bubar.

Sekelompok mahasiswa tersebut tidak patah arang dan ingin tetap berbagi dengan sesama. Tepatnya awal bulan Juni 1998, pasca reformasi bergulir, dengan tekad yang bulat dan dibarengi oleh kejenuhan berdemonstrasi mereka kembali turun gelanggang melakukan aksi sosial di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang kemudian berubah nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Anak Jalanan (P3A). Nama ini lebih spesifik dan mencerminkan sebuah wadah pembinaan terhadap anak jalanan.
  
Assessment dan Pendampingan  di Lampu Merah 
Pada awalnya kegiatan ini hanyalah kegiatan kemahasiswaan biasa. Namun dalam perjalanananya, kegiatan tersebut mendapatkan dukungan luas  dari berbagai kalangan baik mpemerintah maupun masyarakat. Dari pihak pemerintah, dukungan datang secara langsung  dari Dirjen Dikluspora Depdiknas RI, waktu itu, Bapak Prof. Dr. Sudijarto. Bahkan Dharma Wanita Dikluspora dan Depdiknas RI adalah salah satu donatur kegiatan tersebut. Kemudian kegiatan pembelajaran tersebut diresmikan langsung oleh Ibu Soerono (Kasi Dikmenti DKI Jakarta) pada bulan Juni 1998 bertempat di Masjid Al-Awwabin Polsek Pasar Minggu.

Dari kelompok masyarakat,  kegiatan tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok pengajian serta perorangan, bahkan ada dari kalangan pengusaha. Seperti Pengajian Jenggala Cipete Selatan, Yayasan RAHMA (yang menyediakan nasi murah/cepek), Pengajian Keluarga Sakinah, Pengajian Rosida, Pengajian Pondok Labu, dll. 

Pelayanan Kesehatan dengan Sertifikat Sehat tampak dalam gambar anak asuh sedang dirawat di RSCM selama 6 bulan akibat tergilas kereta api di Stasiun Depok
Mengingat kegiatan sosial tersebut haruslah berkesinambungan dan mesti ada pertanggungjawaban secara yuridis, muncul desakan dari kalangan masyarakat agar wadahnya berbadan hukum. Karena itu kelompok mahasiswa tersebut mulai berpikir keras serta melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh nasional untuk mendukung kelangsungan serta keberhasilan proses belajar mengajar tersebut.

Maka, muncullah beberapa nama tokoh nasional seperti Hj. Anniswati M. Kamaluddin (Ketua Presidium Majlis Nasional KAHMI), Prof. Dr. Marwah Daud Ibrahim (anggota DPR RI), Prof. DR. Ir. H. Fachrudin (Mantan Rektor Universitas Hasanuddin Ujung Pandang yang juga anggota DPR RI), H. Houtman Z. Arifin (seorang Bankir dan Mantan Vice President Citibank), Hj. Yufimar Ali, SH (keluarga pengusaha dan anggota Dewan Pakar ICMI ORWIL DKI Jakarta), Ir. H. Dedi Sjahrir Panigoro (Pengusaha). Di samping mereka terlibat sebagai anggota badan pendiri, sekaligus juga sebagai dewan pembina lembaga, yang kemudian dibakukan  dengan akte notaris No. 2, tanggal 3 November 1998  dengan nama YAYASAN BINA ANAK PERTIWI, sebagai payung lembaga dari Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, Pusat Pembinaan Anak dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.

Program PKSA bantuan tabungan untuk anak jalanan
Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, sebagai Pusat Pembinaan Anak dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dalam menjalankan aktifitasnya selalu bersama-sama masyarakat dimana kegiatan tersebut dilangsungkan. Adanya pengakuan masyarakat serta  rasa memiliki yang sangat tinggi terhadap lembaga merupakan modal utama keberhasilan kelangsungan program. Menciptakan rasa saling ketergantungan antara masyarakat dengan lembaga, demikian juga sebaliknya adalah merupakan suatu hal yang niscaya.

Untuk itu, diperlukan sinergisitas antara kepentingan lembaga dengan kebutuhan  masyarakat. Pihak lembaga harus mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan, potensi yang dimiliki serta menginvintarisasi berbagai aspirasi yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian, apa yang diprogramkan oleh lembaga adalah merupakan cerminan dari suatu kebutuhan murni serta harapan segmen-segmen masyarakat tertentu yang akan diberdayakannya.

Untuk itulah, Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, dengan motto, ”bersama untuk bangsa”,  telah melaksanakan berbagai program riil di masyarakat, seperti, Bimbingan Agama dan Etika Bermasyarakat, Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kerja, Pengembangan Seni Budaya (Minat dan Bakat), Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan, Pengembangan Usaha Mandiri serta Penempatan Kerja.

VISI
Meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan sosial masyarakat fakir miskin, terutama anak yatim, anak jalanan/terlantar/anak daerah terpencil, serta anak kurang mampu menjadi anak bangsa yang konstruktif dan bermartabat sejalan dengan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih berkualitas. 

MISI
  1. Menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi.
  2. Menciptakan peluang kerja baru dengan mengembangkan pelatihan kerja.
  3. Menggali serta memberdayakan potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia yang mandiri dan produktif.
  4. Mengembangkan peran serta masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk turut serta mengentaskan dan memberdayakan fakir miskin, terutama anak yatim, anak jalanan /terlantar/anak daerah terpencil, dan anak kurang mampu lainnya.

TUJUAN PROGRAM
  1. Mengembangkan sikap mental positif.
  2. Membangun Akhlak al-Karimah
  3. Menggali serta memberdayakan potensi yang dimiliki warga binaan.
  4. Memberikan gambaran akan kepastian masa depan dengan berbekal berbagai keterampilan kerja dan pengembangan usaha mandiri, serta penempatan kerja.
PROGRAM KEGITAN
Bimbingan Agama dan Etika Bermasyarakat, Program ini dalam rangka membangun sikap mental positif, dan menumbuhkan kembali semangat keberagamaan anak asuh anak binaan. Bentuk Kegiatan:
         Bimbingan ibadah praktis (Wudhu’, Shalat, Puasa, dll.) 
         Mengaji Alqur’an, 
         Pengajian tentang  budi pekerti (akhlak). 
         Fiqih (pengajian tentang tata cara bersuci, najis, halal haram, dll.)
         Penyuluhan tata cara hidup bermasyarakat

Pesantren Ramadhan (Gema Ramadhan)
Acara Gema Ramadhan BAP 2007
Pesantren Ramadhan, waktu yang sangat singkat untuk bisa merubah sikap mental anak secara keseluruhan. Tapi paling tidak dengan adanya Pesantren Kilat Ramadhan dapat mengurangi aktifitas anak di jalanan. Dan sebagai proses pengalihan kegiatan anak ke arah aktifitas positif sesuai dengan tujuan program BAP yaitu memperkuat iman dan taqwa anak Indonesia.  Keterlibatan Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi sebagai peserta penyelenggaraan program PKSA adalah bentuk kesungguhan dalam merealisasikan meningkatn kualitas anak-anak menuju kehidupan yang lebih produktif dan positif. Salah satu bentuk upaya kegaiatannya adalah seperti Pesantren Kilat dan kegiatan positif lainnya.

2. Pendidikan  dan Pelatihan Keterampilan. 
(1) Pendidikan, kegiatan ini diadakan dalam rangka mengembalikan anak didik ke dalam suasana belajar kembali.


Bentuk Kegiatan:

Pendidikan Persekolahan, merupakan layanan pendidikan bagi anak daerah terpencil, penyelenggaraannya berupa:

a. SD Kecil
b. SMP/MTs Kecil atau Terbuka 
c. SMA/MA Kecil atau Terbuka 
d. Pendidikan Jarak Jauh

Menyekolahkan anak kembali ke sekolah umum. Ini diperuntukkan bagi anak yang sudah mengalami perubahan sikap mental, serta memiliki motivasi dan minat belajar yang besar, serta masih memungkinkan diterima di  sekolah umum. 

(2) Keterampilan Kerja dan Kursus: Jenis keterampilan yang diberikan adalah keterampilan kerja praktis dan tidak memerlukan legalitas formal akademis serta mudah dilakukan. Dan jenis keterampilan tersebut berorientasi kerja atau terbukanya lapangan kerja baru. 

Bentuk kegiatan:
Pelatihan:
- Magang kerja (di perkebunan Sukabumi)
- Pelatihan manajemen usaha
- Pelatihan Manajemen  produksi
- Pelatihan manajemen quality control
- Pelatihan manajemen pemasaran dan distribusi
- Kelompok usaha produktif.
Kursus-kursus:
- Kursus Setir mobil (dapat SIM)
- Kursus komputer
- Kursus montir motor
- kursus menjahit
- Kursus tata boga
- Kursus Sablon
- Kursus Produksi Sandal dan sepatu
- dll.  

Pengembangan Minat dan Bakat (seni Budaya). Kegiatan ini difokuskan untuk menggali minat dan bakat seni yang ada dalam diri anak didik. Seperti berikut ini:

Group Musik (Band), Dalam rangka menyalurkan minat dan bakat bermusik anak jalanan, maka lembaga memberi ruang bekreasi bagi anak yang suka dan gemar bermain musik. Salah satu bentuk apreseasi bermusik dibentuklah grup-grup band seperti Vionic Band, The Elit Band, dan beberapa band lain yang terbentuk setelah mereka selesai dalam pembinaan lembaga, seperti NiBE band dan Candi Band.






Sanggar tari, kegiatan sanggar tari difokuskan untuk anak-anak perempuan yang perlu dan mau menyalurkan bakatnya dibidang olah fisik dengan kegiatan menari.

Teater 
Musikalisasi puisi 

4. Kesejahteraan dan Pelayanan Kesehatan. Program ini ditekankan untuk meningkatkan kesejahteraan serta pelayanan kesehatan Warga Binaan dan masyarakat luas.

Bentuk Kegitan:

Penyuluhan kesehatan (Reproduksi, TBC, HIV, Kesehatan Masyarakat)
Pemberian makan bergizi
Pemeriksaan dan Pengobatan kesehatan berkala
Pelayanan kesehatan serta pembiayan kesehatan (Sertifikat Sehat Dinkes DKI) 
Pelayanan kesehatan anak dan keluarga anak jalanan
Bantuan kesehatan untuk keluarga miskin (dhuafa)


5. Pengembangan Usaha Mandiri: 
Program ini dimaksudkan untuk membuka 
lapangan kerja baru.


Bentuk Kegitan:
Home industry  sandal sepatu dan hotel
Budi daya belimbing manis
Bengkel (servis) motor
Warung kelontong
Koperasi
Jenis-jenis kerajinan tangan anak asuh 


1. Aksi Sosial/kemanusiaan. Kegiatan ini adalah spontanitas dalam rangka meringankan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musiba.

Bentuk kegiatan:

Pemberian nasi bungkus selama musibah berlangsung
Penyaluran pakaian layak pakai
Penyaluran sembako
Penyaluran peralatan masak (dapur) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar